Saturday, April 6, 2013

Rumah Produksi : Kyoto Animation
Tanggal Liris       : 04 Oktober - 20 Desember 2012
Episode              : 12
Genre                 : Romance, Comedy, School

Dirilis pada tahun 2012, dengan 12 episode, anime ini bercerita tentang kisah seorang anak laki-laki kelas 1 SMA bernama Togashi Yuuta yang mencoba melupakan masa lalu nya yang kelam, ketika masih SMP ia mengidap suatu syndrome yang di sebut dengan ‘Chunnibyou’ atau ‘Syndrom kelas 8 SMP’, syndrome ini di akibatkan oleh imajinasi yang sangat tinggi sehingga remaja yang terkena synrdrom ini  akan bertingkah serperti merkea memiliki kekuatan luar biasa, yang tentu pada kenyataan nya kekuatan itu tidak pernah ada.
Untuk menghilangkan rasa malu dan ingatan nya tentang masa lalu nya itu, Yuuta akhirnya memutuskan untuk melanjutkan sekolah SMA nya jauh dari rumah tempat ia tinggal, hal ini juga ia lakukan untuk menghindari pertemuan dengan teman-teman nya sewaktu SMP yang mengetahui syndrome chunnibyou itu.
Namun konyolnya, usaha yang di lakukan nya itu menghadapi tantangan besar. Pertemuannya dengan Takanashi Rikka, seorang Chunnibyou yang mengaku dirinya sebagai ‘Evil Eye’ merupakan awal dari cinta dan cerita komedi mereka berdua. Rikka sendiri adalah tetangga Yuuta, namun sebelumnya yuuta belum pernah bertemu dengan Rikka. Ia tinggal bersama dengan kakak nya, Takakashi Tooka.


Menyadari syndrome yang di derita oleh rikka pada awalnya yuuta mencoba menghindari rikka, namun lama kelamaan justru hubungan mereka semakin dekat. Rikka tidak memiliki teman di sekolahnya kecuali yuuta, dan seorang siswi SMP bernama Sanae Dekomori yang juga mengidap Chunnibyou.
Namun seiring berjalan nya waktu, Rikka kemudian berteman dengan Kumin Tsuyuri, seorang kaka kelas yang memiliki hoby tidur. Bersama dengan Yuuta, Dekomori, dan Kumin, Rikka membentuk sebuah klub perkumpulan yang di beri nama, ‘The Far Eastern Magic Nap Society’, namun setelah bergabung nya Nibutani Shinka, teman sekelas Yuuta yang sangat populer dan pintar, perkumpulan tersebut berubah nama menjadi ‘The Far Eastern Magic Nap Society of Summer’.


Alasan nibutani bergabung dengan perkumpulan itu adalah untuk menghancurkan sebuah buku milik Dekomori yang bernama ‘Mabinogion’, buku itu berisi tulisan-tulisan dan jawaban –jawaban atas pertanyaan Dekomori kepada seorang ‘penyihir’ yang tak lain dan tak bukan hanya seorang Chunnibyou bernama Forrest Summer.
Nibutani sendiri adalah mantan chunnibyou seperti Yuuta yang ingin melupakan masa lalu nya yang kelam, selama menjadi chunnibyou, nibutani menulis sebuah buku yang bernama ‘Mabinogion’, dengan kata lain Forrest Summer adalah Nibutani sendiri.
Setelah berjuangan mengelabui Yuuta, Rikka dan Dekomori akhirnya Nibutani berhasil menghancurkan buku Mabinogion itu. Dekomori hampri marah, namun dengan cepat ia kembali ceria, dan mengatakan bahwa ia masih memiliki salinan buku Mabinogion itu. 


 Ishikki teman dekat Yuuta yang baru saja menerima surat cinta harus tertimpa sial karena  menjatuhkan buku catatan pribadinya yang berisi ‘poling wanita terimut’ di temukan oleh siswa perempuan kelasnya. Suasana kelaspun menjadi tegang, untuk melindungi teman-teman nya ishikki mengakui perbuatannya, bahwa ialah yang merencanakan polling tersebut. Sebagai tebusan atas kesalahan yang di lakukannya, akhirnya ishikki memutuskan untuk menggunduli rambutnya. Penggundulan itu menjadi berkah untuk ishikki yang kemudian bertemu dengan Kumin si tukang tidur, kumin tertarik dengan ishikki dan ishikki pun jatuh cinta pada kumin. Namun begitu merka berdua tidak pernah pacaran maupun berkencan. Setelah kejadian penggundulan itu, ishikki  bergabung dengan perkumpulan Rikka.  
Pada suatu ketika, Takanashi Tooka meminta Yuuta untuk bergabung dengan liburan musim panas Rikka, Yuuta setuju. Bersama dengan Dekomori, Nibutani, Ishikku dan Kumin berlibur ke kediaman kakek Rikka. Pada saat liburan itulah, Yuuta berhasil mengungkap alasan di balik chinnubyou Rikka. Rikka masih belum bisa menerima kematian ayahnya, menganggap bahwa ayahnya masih hidup berada di suatu tempat yang bernama ‘Ethernal Horizon’. 
 Rikka melarikan diri dari rumah kakeknya, Yuuta mengejar rikka dan mereka bertemu di dalam sebuah kereta. Karena Rikka meninggalkan kunci rumahnya di tempat kakek, ia kemudian menginap di rumah yuuta yang malam itu kosong. Pada saat itulah Rikka jatuh cinta pada Yuuta dan menggambarkan sebuah symbol di tangannya.


Setelah peristiwa itu Rikka selalu menghindari Yuuta, ia selalu merasa jantungnya berdekat lebih kencang bila bertemu dengan Yuuta. Rikka tak menyadari bahwa ia menyukai anak laki-laki itu, hingga kemudian berkat bantuan Nibutani, Rikka menyadari perasaan nya dan memuturkan untuk mengungkapkannya.
Rikka berkali-kali gagal mengungkapkan perasaanya, hingga kemudian ketika Rikka dan Yuuta sedang beristirahat di atas atap sekolah, Rikka hamper terjatuh namun yuuta berhasil menyelamatkannya. Setelah kejadian itu, Yuuta menyadari perasaannya bahwa ia menyukai rikka.
Berkat bantuan dari Ishikki, yuuta memberanikan diri menyatkan perasaan nya pada Rikka. Kedunya kemudian mengungkapkan perasaan nya masing-masing di bawah sebuah jembatan yang di terangi cahaya lampu dari sebrang lautan.
Namun tantangan belum selesai, Takanashi Tooka yang merawat Rikka harus meninggalkan Jepang karena ia mendapat panggilan dari Itali untuk magang sekaligus belajar memasak di sana. Sebagai gantinya, ibu Rikka lah yang akan datang dan menggantikan posisinya untuk mengasuh Rikka. Rikka tidak menyukai ibunya karena ia tidak memberitahukan kematian sang ayah sebelumnya. Karena itulah Tooka mendesak Yuuta untuk mengatakan kenyataan yang sesungguhnya pada Rikka dan memintanya untuk berprilaku normal seperti orang pada umumnya.


Pada awalnya Yuuta ragu, namun setelah bertemu dengan ibu Rikka, ia membulatkan tekad untuk mengatakan kenyataan yang sesungguhnya pada rikka, bahwa ayahnya telah tiada dan benar-benar tidak akan kembali lagi. Setelah peristiwa itu, Rikka memtuskan untuk menghilangkan syndrome chunnibyou nya dan tinggal bersama ibunya.
Namun begitu ia tidak bisa melepaskan syndrome dan kenangan tentang ayahnya begitu saja, Rikka mulai tertekan, namun Yuuta tak memahami hal itu. Hingga kemudian Rikka memtuskan untuk pergi bersama ibunya ke makam ayahnya di daerah tempat kakeknya tinggal.
Beberapa hari Rikka tidak kembali, hal itu membuat Yuuta khawatir. Ia pun memtuskan untuk menyusul Rikka, saat perjalan nya itu ia bertemu dengan Kumin yang dengan sengaja berakting seperti Rikka, ia memberitahukan bahwa orang yang membuat Rikka menjadi seorang Chunnibyou dan memeberi RIkka harapan bahwa ayahnya masih hidup adalah Yuuta.
Dua tahun yang lalu, ketika ayah Rikka meninggal, Rikka tinggal bersama dengan kakaknya untuk sementara waktu. Ketika itulah Rikka melihat tingkah polah Yuuta yang aneh dan memerhatikan nya secara diam-diam, secara diam-diam pula Rikka menyukai Yuuta, namun Yuuta tidak mengetahui hal itu.
Setelah mengetahui hal itu, yuuta dengan segera pergi menemui rikka dengan menggunakan sepeda. Akhirnya mereka pun bertemu, Yuuta dengan nekatnya memanjat atap rumah kakek Rikka dan membawa Rikka pergi  mencari ‘Ethernal Horizon’. Di bantu oleh Kumin, Dekomori, Nibutani dan Ishikki, Yuuta dan Rikka dapat lari dari kejaran polisi dan kakek Rikka.


Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah tepi pantai, di sebrang pantai itu terdapat pemandangan lampu yang sangat indah. RIkka menganggap tempat itu sebagai ‘Ethernal Horizon’, di sanalah ia melepaskan semua beban yang di tanggung nya selama dua tahun, ia menangis dengan keras dan mengatakan selamat tinggal pada bayangan ayahnya.
Anime yang bergenre Romance – Comedy ini memang layak untuk di tonton, mengapa tidak, artwork yang mempesona di tambah dengan efek-efek yang ciamik menajdi nilai tambah tersendiri. Tema yang di angkat adalah percintaan muda-mudi yang sudah umum, namun begitu dikemas dengan cara yang berbeda dan kreatif  dengan menghadirkan tokoh-tokoh yang memiliki karakter unik dan kocak sehingga tidak terasa membosankan.

   

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Indonesia Anime Review - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -